[Cerpen] Tinggal Kenangan
Karya: Salwa Inka Fuadiya
Siang hari di SMP Tunas Bangsa, Shena perempuan tinggi, berkulit putih, dan berparas cantik sedang berada di ruangan guru.
“Kenapa nilai raport kamu selalu jelek?, emang kamu nggak pernah belajar?.” Shena menunduk menahan air mata yang sudah ia tahan sejak tadi.
“Shena, kamu mendengar saya kan?” tanya Bu Nia–wali kelas Shena.
“Ya,saya dengar bu, saya di rumah belajar kok bu” jawab Shena,
“Orang tua kamu ngajarin nggak?” deg. Hati Shena terasa panas ketika ada yang membicarakan tentang kedua orang tuanya. Air matanya berhasil jatuh mengenai kedua pipinya. Bu Nia yang melihat kejadian itu, langsung mengangkat kepala Shena, “Kamu kenapa?” Shena menarik nafas panjang lalu menjawab “O-orang tua saya u-udah nggak ada bu, saya di rumah sama nenek sama adik..hiks..hiks” jawab Shena terbata-bata.
Sepulang sekolah Shena langsung membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk dan nyaman. Ia memejamkan mata sebentar guna melepas semua penat yang ada di tubuhnya, lalu secara tiba-tiba ia mendengar suara yang amat sangat dia kenal namun telah lama hilang, tapi sekarang suara itu kembali ada dan seperti nyata.
“Shena!” tampak dari kejauhan terlihat sepasang suami istri yang sedang tersenyum melihat putri kesayangannya. “Shena belajar yang rajin ya, jaga nenek sama adik, buat mereka bangga sama kamu ya sayang.” sepasang suami istri itu mencium kening Shena lalu menghilang entah kemana.
“Ayah..bunda Shena kangen..hiks..hiks” ucap Shena masih dalam keadaan memejamkan mata alias mengigau.
“Shena, bangun nak, Shena!” ucap nenek Shena sambil menepuk pelan pipi Shena. Shena terbangun dengan keadaan mata berair dan muka yang sembab.
“Shena, kamu kenapa hm?” tanya wanita paruh baya tersebut.
“Shena kangen ayah sama bunda nek” wanita tua itu menatap Shena dengan tatapan sendu dan langsung menarik Shena ke dalam pelukannya.
“Ayah bunda Shena pasti sedih kalau lihat anak gadisnya nangis kayak gini, senyum dulu dong cucu nenek yang paling cantik, kalau nggak senyum nanti cantiknya diambil sama nenek loh..hehe” Shena terkekeh mendengar celotehan neneknya itu, ia merasa bahagia meskipun kedua orang tuanya telah tiada setidaknya dia masih memiliki keluarga yang sangat menyayanginya.
Dua tahun kemudian Shena telah menjadi siswi yang berprestasi, semangat belajarnya meningkat dan ia juga banyak mengikuti berbagai olimpiade. Dan sekarang adalah hari kelulusan dimana semua angkatan 98 dan para adik tingkat mereka sedang berkumpul di satu gedung yang mewah, semua siswa maupun siswi maju satu persatu ke panggung untuk memberikan pidato singkat yang diberikan untuk para adik tingkat mereka.
The End