[Cerpen] Menjadi Permainannya

Oleh; Salwa Inka Fuadiya

Hiduplah seorang keluarga yang memiliki pembantu atau lebih tepatnya disebut baby sister, Ningrum namanya. Pada suatu malam saat Ningrum terbangun dari tidurnya, ia dikagetkan dengan beberapa panggilan tak terjawab dan pesan dari majikannya yang berisi.

NYONYA KARIN
panggilan tak terjawab
panggilan tak terjawab
panggilan tak terjawab
panggilan tak terjawab
panggilan tak terjawab
panggilan tak terjawab
4 pesan belum terbaca

Ningrum saya ada meeting dadakan
Tolong kamu jaga Niko sama Nesya ya
Jangan sampai mereka tidur terlalu malam
Besok mereka juga harus sekolah


Baik nyonya, setelah ini saya akan
segera menyuruh mereka untuk tidur

Setelah membalas pesan dari majikannya Ningrum langsung menuju kamar anak-anak untuk mengecek keberadaan mereka. Saat Ningrum telah sampai di depan pintu kamar, Ningrum membuka pelan pintu itu, tetapi yang ada hanyalah kamar yang kosong dan berantakan. “dimana anak-anak?” ucapnya dalam hati.

Ia memutuskan untuk mengecek ruangan lainnya seperti ruang tamu, dapur, ruang makan, garasi mobil, dan yang terakhir kamar milik Nyonya Karin. Dan hasilnya nihil, mereka tidak ditemukan dimanapun termasuk lantai dua yang jarang sekali dipakai untuk aktifitas kecuali jika ada acara keluarga. Ningrum bingung, dimana lagi dia harus mencari? dan dimana anak-anak? ia pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan mengambil ponsel untuk memberi tahu Nyonya Karin bahwa anak-anak tidak ada dirumah, namun saat Ningrum ingin mengetik pesan tiba-tiba terdengar suara anak-anak dari arah ruang tamu. Ningrum pun membatalkan niatnya untuk memberi tahu kepada majikannya.Ia lalu beranjak menuju ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu ia benar-benar menemukan Niko dan Nesya yang sedang asyik bermain mobil-mobilan dan boneka kesayangan mereka.
“Eh Mbak Ningrum, sini dong temenin kita main” kata Niko yang disusul anggukan kecil dari Nesya. Ningrum mendekati mereka berdua lalu bertanya.
“Kalian tadi habis darimana?” tanya Ningrum penasaran.
“Kita dari tadi disini doang kok Mbak” jawab mereka serentak.
“Oh gitu ya, yaudah lanjutin mainnya” kata Ningrum sedikit tak percaya, kok aneh ya? batin Ningrum.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.45, Ningrum memerintahkan kepada mereka untuk segera menyelesaikan permainannya dan pergi ke kamar untuk tidur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *